Keistimewaan warna biru alami dan ciri khas-nya yang dapat berubah warna membuat bunga telang (Clitoria ternatea) menjadi pusat perhatian di sektor makanan dan minuman serta industri jasa pangan. Bunga telang merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang sering digunakan dalam teh dan pewarna makanan alami. Bunga ini ditemukan di berbagai resep tradisional di beberapa negara di antaranya Singapura, Thailand, Malaysia dan Myanmar. Bunga telang kaya akan antosianin, antioksidan kuat yang warnanya berubah menjadi ungu ketika dicampur dengan zat asam seperti jus lemon. Karakteristiknya yang dapat berubah warna menjadikan bunga telang bahan dasar alami yang sedang tren untuk digunakan dalam makanan dan minuman. Tidak hanya profil warna, warisan, dan kealamian yang membuat bunga telang menarik, tetapi juga manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Bunga telang memiliki sifat anti-inflamasi, menangkal penuaan dini, dan menunjang kesehatan otak. Namun, hingga saat ini belum ada studi yang meneliti manfaat kesehatan tersebut. Menjadi topik pembicaraan di industri pangan Asia Lebih dari sekedar rasa, semakin banyak merek dan perusahaan yang mempertimbangkan sifat sensorik dari warna bunga telang kepada konsumen. Starbucks terkenal dengan minuman-minumannya yang berani dan inovatif. Setelah peluncuran Frappucino Unicorn-nya di AS yang menjadi pembicaraan hangat, Starbucks meluncurkan minuman dengan tampilan menarik lainnya, tetapi kali ini di Asia. Di awal tahun ini, Starbucks meluncurkan Butterfly Pea Lemonade Cold Brew, menampilkan warna teh bunga telang yang memikat dilapisi dengan limun dan topping kopi cold brew. Minuman yang bisa berubah warna ini dapat diterima dengan baik oleh konsumen masa kini dan sesuai dengan Tren Makanan & Minuman Mintel Global 2016 ‘Makan dengan Matamu’yang mengulas bagaimana masyarakat yang lebih fokus pada visual dan berbagi tertarik pada inovasi seperti warna yang berani, bentuk yang sarat seni, dan kadang, hanya sekedar keren. Bunga telang adalah bahan yang umum digunakan pada masakan Thailand, Malaysia, dan Peranakan. Berkat warnanya yang cerah, bunga telang sangat cocok digunakan untuk acara tradisional seperti pernikahan atau festival. Rupanya di Singapura, bunga telang digunakan sebagai pewarna makanan alami yang dapat memberi efek eye-catching atau menarik perhatian terhadap makanan dan minuman, mulai dari pasta karbonara sampai bihun, dan muffin. Restoran-restoran di Singapura yang menampilkan bunga telang dalam makanan dan minuman Memberi warna pada sektor makanan dan minuman kemasan Para produsen dapat bereksperimen dengan warna cerah agar produk-produk kemasan layak dibagikan konsumen di media sosial seperti Instagram. Tren Mintel ‘Bermain Etika’ mengulas bagaimana konsumen, yang ketika hidupnya semakin sibuk dan kurang memiliki waktu bersantai, mencari keseimbangan antara bekerja layaknya orang dewasa dan bermain seperti anak-anak. Warna yang cerah membuat aktivitas makan dan minum lebih menyenangkan. Meskipun adanya peluang untuk mengembangkan warna yang lebih unik pada makanan dan minuman, tetapi ada pula permintaan agar warna-warna tersebut didapatkan dari bahan alami. Secara global, angka penetrasi pewarna buatan turun hampir 10% selama tiga tahun terakhir, dan 19% selama lima tahun terakhir menurut Basis Data Produk Baru Global Mintel (GNPD). Kategori makanan dan minuman mulai memanfaatkan penggunaan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan alami seperti kunyit, spirulina, jagung ungu, teh hijau, dan arang untuk menciptakan minuman, kudapan, dan makanan lainnya dengan warna cerah yang layak dibagikan di media sosial dan menarik minat konsumen. Warna alami umumnya dianggap lebih sehat daripada sintetis, dan gagasan ini diperkirakan semakin meluas. Bunga telang memiliki positioning yang baik sebagai bahan pewarna alami. Dengan semakin menurunnya pangsa pewarna buatan pada produk makanan dan minuman, produsen harus mulai mengeksplorasi penggunaan bahan-bahan seperti bunga telang sebagai alternatif.