COVID-19 telah menimbulkan banyak kecemasan bagi masyarakat dan konsumen yang mulai mengandalkan makanan untuk meningkatkan mood mereka. Namun, makanan, kondimen, dan bumbu seperti apa yang bisa memenuhi keinginan masyarakat? Kami mengeksplorasi bagaimana brand dapat memanfaatkan permintaan konsumen ini dengan menciptakan makanan rumahan yang lezat. Konsumen ingin meningkatkan kesejahteraan emosional mereka Di masa penuh tantangan ini, seringkali secara tak sadar, konsumen akan mencari makanan yang bisa meningkatkan mood mereka. Riset Mintel tentang perilaku makan berdasarkan emosi menunjukkan bahwa lebih dari sepersepuluh orang dewasa di AS merasa bahwa pola makan memengaruhi kesejahteraan emosional mereka dan lebih dari separuh orang dewasa di Inggris menginginkan makanan yang ‘membuat mereka merasa nyaman’ sekarang. Konsumen telah mengasosiasikan makanan dengan mood dan kesejahteraan. Bahkan, hampir setengah konsumen di India menyantap kudapan untuk meningkatkan mood. Karenanya, makanan dan diet peningkat mood punya potensi besar di masa depan. Bernostalgia dengan makanan klasik Orang dewasa yang merasa cemas cenderung mencari makanan lezat di masa lalu, misalnya makanan masa kecilnya. Saat mulai banyak konsumen yang memasak hidangan masa kecil favoritnya, brand bumbu perlu menunjukkan perannya dalam menciptakan kembali makanan klasik yang banyak dicari konsumen yang sedang mengalami stres agar dapat merasa nyaman. Rasa dan aroma hidangan lezat dapat membawa konsumen kembali ke saat-saat di mana belum banyak tekanan di hidupnya. Peran bumbu dan kondimen sangat pas di masa bangkitnya kembali tren memasak dari bahan-bahan mentah. Semakin banyak orang Inggris yang memasak di rumah selama masa karantina wilayah ini. Dan tren ini akan terus berlanjut karena konsumen ingin mengurangi pengeluaran untuk makan karena turunnya penghasilan mereka. Brand yang menjual makanan cepat saji juga bisa mengadaptasi menu layanan makanan yang menggunakan ‘resep tradisional’ untuk membangkitkan nostalgia (misalnya hidangan daging, sandwich, dan pizza). Meski jenis ‘makanan rumahan lezat’ berbeda dari satu budaya dengan lainnya, konsumen global memiliki kesamaan ikatan emosional yang ditawarkan oleh hidangan rumahan masa kecilnya, yang dibuat oleh orang tua atau kakek neneknya. Hidangan-hidangan ini juga memiliki beberapa karakteristik yang sama (misalnya, hangat, bertekstur lembut, berisi banyak karbohidrat, dll.) Berikut beberapa contoh inovasi brand untuk kategori ini. Pie daging tradisional Inggris edisi gourmet (Inggris) Charlie Bigham – Pie Daging dan Ale Sumber: Mintel GNPD Pie Daging dan Ale Charlie Bigham adalah pie cepat saji dan merupakan salah satu dari berbagai pie gourmet. Pie ini terbuat dari daging steak Inggris empuk yang dimasak perlahan dengan ale dan saus Inggris, diselimuti oleh pastri yang garing dan ringan. Ciptakan kembali rasa makanan kaki limamu (Singapura) Boon Tong Kee – Saus Sambal Nasi Ayam Sumber: Boon Tong Kee Saus ini diluncurkan oleh mantan pedagang kaki lima legendaris di Singapura dan punya sensasi nostalgia karena seperti makan di kios favorit waktu masih muda. Saus ini digunakan sebagai cocolan ayam atau makanan yang dikukus. Deliveroo menjanjikan kenyamanan dengan burger keju (Inggris) Opsi ‘Makanan Rumahan’ di laman beranda Deliveroo Sumber: Deliveroo Portal pengiriman makanan Deliveroo memetakan laman berandanya untuk mengkategorikan kebutuhan pengguna berdasarkan mood dan kesempatan, termasuk makanan rumahan. Bagian makanan rumahannya berisi restoran lokal yang menawarkan burger dan pizza. Menarik konsumen yang sadar akan kesehatan dengan menawarkan makanan rumahan yang lebih sehat Di masa pandemi ini, kesadaran konsumen terfokus pada diet sehat dan hubungannya pada sistem imun yang lebih kuat. Tren makan sehat akan semakin populer sehingga brand perlu beradaptasi dengan permintaan ini. Selama konsumen masih terus merasa cemas, keinginan untuk menikmati makanan rumahan akan terus ada. Brand dapat menarik konsumen yang sadar kesehatan dengan menawarkan makanan rumahan yang lebih sehat. Untuk jangka panjang, makanan nostalgia juga perlu disesuaikan untuk mencerminkan kesadaran akan kesehatan modern. Misalnya, versi vegetarian dari hidangan nostalgia klasik dapat menawarkan manfaat emosional yang sama sembari menawarkan nilai tambah karena mengandung bahan berbasis tumbuhan yang lebih sehat. Nugget ayam vegan Squeaky bean – Nugget Tanpa Ayam (Inggris) Sumber: Mintel GNPD Nugget ayam vegan ini dibuat protein kedelai dan gandum. Merupakan makanan cepat saji vegan yang meyakinkan dan bertujuan “untuk menciptakan kembali makanan favorit masa kecil dan memberikan pilihan makanan yang lebih memanjakan kepada masyarakat”. Kari ayam tanpa bahan aditif dan pengawet (Thailand) Takaso SC – Kari Ayam Massaman & Nasi Melati Sumber: Mintel GNPD Kari Ayam Massaman & Nasi Melati dari Takaso SC menggunakan resep koki, mudah, dan siap saji kapan saja. Hidangan siap saji bersertifikasi halal ini bisa dipanaskan dengan microwave, bebas MSG atau pengawet, dan dijual dalam kemasan 260gr. Feijoada vegan (Brasil) Vegabom – Feijoada Vegan Sumber: Mintel GNPD Vegabom, Feijoada Vegan adalah 100% produk vegan bukan terbuat dari daging babi berbumbu seperti versi aslinya. Produk ini dibuat dari kedelai non-GMO dan bebas bahan makanan berbasis hewan untuk kenikmatan yang lebih sehat. Pendapat kami Brand makanan cepat saji, kondimen, dan bumbu sangat pas diposisikan sebagai brand yang menyediakan rasa nyaman bagi konsumen yang merasa cemas di masa penuh tantangan ini. Brand makanan dan kondimen akan menghadapi tantangan untuk mengeksekusi perannya dalam menawarkan kenyamanan emosional kepada konsumen. Proses trial and error perlu dilakukan sambil menghindari penjualan hanya untuk kategori umum brand.