Penjualan partai besar permen karet mengalami penurunan sebesar 30% antara tahun 2014 dan 2015 Permen karet di Indonesia tidak memiliki peran besar dalam pasar permen secara keseluruhan. Menurut laporan Mintel Market Sizes, penjualan partai besar permen karet mengalami penurunan sebesar 30% antara tahun 2014 dan 2015. Penurunan tersebut terjadi pada semua sub-segmen: permen karet biasa, permen karet tanpa gula dan permen karet tiup. Konsumen Indonesia pada umumnya tidak tertarik pada permen-permen dalam kategori tersebut dan juga inovasi tidak terlalu banyak dilakukan. Sementara itu, perkembangan produk-produk baru dalam segmen lain seperti produk permen karet biasa dan power mint mengalami peningkatan. Di samping itu, apabila kita memperhatikan lima pasar utama peluncuran permen karet baru di seluruh kawasan pasar Asia Pasifik (APAC), Jepang menempati posisi teratas dan Indonesia selalu berada pada peringkat terakhir. Jurang yang terjadi antar kedua pasar tersebut mengisyaratkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar bagi produsen permen karet untuk berinovasi dalam kategori terkait. KESEHATAN MULUT MERUPAKAN POTENSI UNTUK MELAHIRKAN INOVASI PERMEN KARET BARU YANG DITUJUKAN BAGI ANAK-ANAK Kesehatan mulut yang buruk sangat marak terjadi di Indonesia. Karang gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang lazim pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Beberapa penyebab kesehatan mulut yang buruk di Indonesia adalah kurangnya kebiasaan menggosok gigi, merokok dalam jumlah berlebihan serta pola makan yang buruk. Lebih menarik lagi, sebagian besar dari penderita penyakit gigi adalah anak-anak. Melihat hal ini, beberapa perusahaan berusaha melahirkan berbagai inisiatif dalam mendidik para orangtua dan anak-anak mereka betapa pentingnya kesehatan mulut. Walau demikian, masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Adapun jumlah permen karet baru yang diluncurkan bagi anak-anak di Indonesia tidak begitu berarti. Pada tahun 2015 dan 2016, jumlah peluncuran mengalami penurunan dan yang lebih menyedihkan adalah produk-produk yang diluncurkan tersebut sama sekali tidak memberikan manfaat yang berarti. Kebanyaka