Di artikel Mintel terbaru bertajuk, ‘Ritel Baru: Masa Depan Ekonomi Asia Pasifik’, kami menggambarkan masa depan ekonomi berdasarkan tren dan jalur yang ada di dunia ‘ritel baru’ Asia, dan pengaruhnya yang telah dirasakan di seluruh Asia Pasifik. Di blog ini, kami akan membahas peran digitisasi dalam pengembangan pasar utama ini. Hampir setiap aspek kehidupan konsumen menjadi digital, sebut saja berbelanja, pembayaran, pendidikan, atau hiburan. Hal ini memberikan cara baru dalam memanfaatkan lingkungan, membentuk kegunaan baru dari lingkungan tersebut, dan menantang konsep lama tentang tempat dan cara dilakukannya transaksi. Mintel memprediksi bahwa pengeluaran e-commerce di Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan besar-besaran di tahun-tahun menjelang 2025. Pertumbuhan ini akan menciptakan massa kritis baru terhadap bersatunya ritel dengan layanan online dan offline menjadi ‘ritel baru’. Oleh karena itu, ekonomi online adalah bagian penting dari keseluruhan pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik saat ini dan waktu mendatang. Ekonomi online juga akan menjadi bagian penting dari kesinambungan integrasi ekonomi dan pola pengeluaran konsumen di seluruh Asia Pasifik. Efek Tiongkok Pasar e-commerce kelas berat Asia adalah Tiongkok. Faktanya, jika membicarakan tentang penetrasi e-commerce, penyerapan perdagangan seluler, dan inovasi ‘ritel baru’, Tiongkok tidak hanya memimpin di kawasan Asia Pasifik tetapi juga, bisa dikatakan, dunia. Sebagai inovator ‘ritel baru’, platform ternama Tiongkok—misalnya, Alibaba dan JD—menciptakan model bisnis baru untuk integrasi online-offline. E-commerce secara luas menghilangkan batasan fisik tentang apa yang dapat dibeli konsumen. E-commerce hanya terbatas pada logistik dan biaya pengiriman. E-commerce Tiongkok juga menyatukan ritel dengan layanan konsumen lainnya, seperti pembayaran, transportasi, layanan makanan, dan layanan rumah tangga. ‘Ritel baru’ menghilangkan batas antara kota dan desa, ritel dan layanan, dan bahkan batas negara. Dengan belanja online, konsumen dapat melakukan pembelian di luar batas negara. Oleh karenanya, konsumen di Tiongkok telah berbelanja di seluruh dunia, terutama di Asia Pasifik. Berdasarkan data dari Alibaba, dari 1,48 milyar transaksi selama Single’s Day 2017, sebagian besar memilih 60.000 merek yang berasal dari luar negeri dari total 140.000 merek. Selain itu, riset Mintel mengungkapkan bahwa seperlima dari konsumen online produk makanan impor di Tiongkok dibeli secara online dari Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong. Sedangkan, konsumen yang tinggal di luar Tiongkok berbelanja dari e-commerce kelas berat, Tiongkok—terutama yang tinggal di Asia Timur dan Selatan. Ritel + Hiburan ‘Retailtainment’ adalah hasil dari penyatuan ritel dan entertainment atau hiburan. Terjadi pertumbuhan pengeluaran yang sangat cepat di kalangan konsumen pada sektor perjalanan dan rekreasi di dunia, karena itu, sangat penting bagi merek harus berinvestasi untuk memberikan pengalaman yang dapat melibatkan konsumen. Faktanya, gamifikasi ‘ritel baru’ telah menciptakan segudang cara bagi merek untuk melakukan Retailtainment. Tahun lalu, KFC berkolaborasi dengan video game populer CrossFile untuk menciptakan karakter Colonel Sanders bersenjatakan belati es krim dan granit kentang goreng untuk mempromosikan ‘Menu Burger CF’ spesial mereka. Pemain dapat mengakses aksesori tambahan ini dengan mengumpulkan flashcard yang ada di setiap ‘Menu Burger CF’ yang dipesan di tempat atau melalui jasa pengiriman makanan. Di ribuan gerai KFC seluruh Tiongkok, pelanggan dapat memainkan game online di ponsel pintar mereka dan berkompetisi dengan pemain lain di gerai yang sama. KFC juga mengadakan kompetisi lapangan di gerai KFC Shanghai di mana dua pemain CF tingkat lanjut bersaing untuk memperebutkan gelar ‘Raja CF Tertinggi’. Acara ini disiarkan langsung di beberapa platform populer di Tiongkok.